Kamis, 28 Juli 2011

STRESS?

"Stresss!"
"Bete te bete te bete teeee...!"
"Sebbueee...ll!"
"Kenapa musibah ini musti menimpaku?! Kenapa bukan yang laiiiin?!"
"Apa salah dan dosakuuuuuw!"
"Ini salah gueee... kenapa kemarin gue gak pergi ajaaa!"
"Huwaaaaah aku pengen matiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!"
"Sudah tak sanggup lageeeee!"
"Andai...aku jadi orang kaya"
"Huhuhuu... stres gue... T_T"
" Nyesel :'( :'( :'( "

Mungkin di antara kita pernah mendapatkan kata-kata itu meluncur dari lesan seseorang, atau kita mendapatkannya dari SMS seseorang yang dekat dengan kita, atau bahkan kita sendiri yang mengalaminya. Tidak masalah siapa yang melakukannya. Hidup memang tak bisa luput dari masalah. Manusia tanpa pandang bulu tidak mungkin terlepas dari serangan stressor. Apalagi wanita, makhluk satu ini rentan depresi. Wanita sering mengalami gangguan kegelisahan jiwa enam kali lebih sering dibanding laki-laki. Hanya mereka yang dilatih terbiasa menahan stressor dalam hidupnya yang terbebas dari kemungkinan jatuh stres.

Agar dimampukan hidup berdampingan dengan stressor tanpa menjadi jatuh stres, insyaalloh bisa dilatih. Ibarat vaksinasi, jiwa yang terbiasa mengalami stressor juga akan lebih tahan banting dibandingkan jika tidak pernah sama sekali mengalami kesusahan hidup. Oleh karena itu sejak kecil anak perlu terbiasa mengalami perasaan kecewa, tertekan, frustasi, sedih atau krisis, sehingga anak tahu bahwa hidup tidak selamanya enak. Hidup itu butuh kesabaran. Dengan cara demikian diharapkan anak menjadi tahan banting, sabar, tidak ringkih dan jiwanya bugar. Hanya stressor yang sama yang berlangsung terus menerus dan untuk waktu lama (malstress) yang tidak boleh dibiarkan mendera. Untuk hal itu kita harus pandai-pandai mengantisipasi, karena stressor berada di luar diri maka bukan tidak mungkin stressor yang sama dan terus-menerus hadir di depan hidup kita. Iman dan sabar menjadi satu hal yang urgent untuk menghadapinya.

Banyak sekali sumber kecemasan dan permasalahan kita berasal dari hal-hal yang tidak ada penyelesaiannya. Maka kita harus yakin bahwa itu sudah menjadi takdir dari Alloh yang tidak dapat ditolak. Kita harus ridho dan menerima takdir itu. Kadang masalah juga muncul karena ketidakmampuan kita untuk menyesuaikan diri dengan suasana baru setelah terjadinya beberapa peristiwa atau musibah, disini betul-betul dibutuhkan kekuatan iman kita.

Alloh melalui RosulNya telah membimbing kita agar senantiasa sabar ketika menghadapi musibah. Alloh berfirman dalam QS ATH THUR ayat 48: "Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Robbmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami." Juga di dalam QS AN NAHL ayat 96: "Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."

Hendaklah kita tidak mengatakan sesuatu yang menjadikan Alloh marah. Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam telah memperingatkan kita agar tidak berputus asa, karena berputus asa itu akan membuat seseorang menyiksa dirinya sendiri, yaitu ketika ia menyangka bahwa ia mampu untuk mencegah takdir ini seandainya ia berbuat ini dan itu. Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda,"Janganlah kamu mengatakan, 'Seandainya aku mengerjakan ini niscaya begini dan begitu.' Akan tetapi katakanlah, 'Semua itu telah menjadi takdir Alloh dan apa yang Alloh kehendaki itu pasti terjadi.' Sesungguhnya kata seandainya akan membuka pintu perbuatan setan." (HR MUSLIM)

Oleh karena itu janganlah kita menduga bahwa kita mampu mencegah apa yang telah terjadi, itu adalah takdir, dan takdir PASTI terjadi. Menerima dan bersabar dengan takdir Alloh serta mengembalikan segala sesuatunya kepada kehendak Alloh, itulah jalan selamat yang harus kita tempuh. "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan, 'Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'uun.' Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Robbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS AL BAQOROH:155-157)

Orang yang beriman tentu mengetahui bahwa takdir Alloh Ta'ala akan menjadi kebaikan baginya, baik di dunia maupun di akherat. Sekalipun takdir ini secara lahir tampak sebagai suatu musibah yang sangat besar. Sungguh Alloh Ta'ala itu hanya menghendaki kebaikan bagi seorang muslim untuk selamanya. Rosululloh bersabda, "Alangkah mengagumkan keadaan seorang mukmin karena semua urusannya itu baik baginya. Bila ia ditimpa kebahagiaan ia bersyukur dan itu baik baginya. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia bersabar dan itu pun baik baginya." (HR MUSLIM). Juga dalam hadis lain disebutkan, "Orang yang paling berat cobaannya adalah para Nabi kemudian setelah itu orang-orang solih, setelah itu orang-orang yang serupa dengan mereka dan seterusnya."

Okay, jangan stres lagi ya? ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

*Memperbaiki diri adalah alat yang ampuh untuk memperbaiki orang lain*
Silakan berkomentar dengan sopan dan tidak bertentangan dengan syari'at.
Terima kasih.