Sabtu, 30 Juli 2011

JANGAN BENCI DIRINYA KARENA TAKDIRNYA

Ukhty fillah, untuk kesekian kalinya aku mendapatkan dirimu mencela sesama kita, bahkan menunjukkan ketidaksukaanmu pada mereka. Ukhty, kau sangat benci dan tidak rela ketika fulanah menyebut dirimu mirip A. Kau bilang kalian jauh berbeda, dan dirimu jauh lebih cantik dari A, kemudian kau merendahkannya. Saudariku, ketahuilah bahwa Alloh telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk. Sesungguhnya Alloh tidak memandang pada rupa-rupa kita, akan tetapi ketakwaanlah yang membedakan kita di hadapanNya. Ketahuilah ukhty, jika kau mencela ciptaanNya maka tak jauh berbeda dengan kau telah mencela Penciptanya. Sama halnya jika kau mengatakan "lukisan ini sangat jelek", siapakah orang yang pertama tersinggung ukhty? Tentulah sang pelukis lukisan tersebut.

Ukhty, mengapa harus selalu menyalahkan dan bersikap sombong terhadap seorang janda? Perceraiannya belum tentu akibat dosa-dosanya, kalaupun itu benar toh itu hanya bagian masa lalunya. Siapa yang bisa menghalangi jika ternyata Alloh berhendak menjadikan perceraiannya sebagai gerbang menuju kebahagiaannya yang hakiki kelak? Mengapa harus merasa "tinggi" di atasnya hanya karena engkau masih mempunyai suami, apakah engkau mengetahui berapa umur perkawinanmu kelak ukhty? Sesungguhnya jodoh adalah bagian dari rahasia Alloh yang hanya bisa kita ketahui secara pasti setelah ajal memisahkan keduanya.

Rejeki seseorang sudah pasti ketentuannya ya ukhty. Tidak ada yang bisa memberi jika Alloh berkehendak untuk menahannya. Dan tidak pula ada yang mampu menahannya jika Alloh berkehendak untuk memberikannya pada hamba yang dikehendakinya. Janganlah kau berbahagia atas kemiskinannya, lalu membenci dan merendahkannya. Jangan lagi kau sebut-sebut bahwa kemiskinannya adalah akibat perbuatannya yang begini-begini, apalagi akibat perbuatannya terhadap dirimu. Tak ada yang tak mungkin jika Alloh sudah berkehendak ukhty. Sesungguhnya hanya Alloh saja yang Maha Mengetahui segala urusan secara tepat.

Memang benar, orang baik akan mendapatkan pasangan yang baik, orang jahat pun akan mendapatkan pasangan yang serupa dengannya. Tapi janganlah kau jadikan hal ini sebagai hujjah untuk menghukumi seseorang secara sama rata. Tak ingatkah kau dengan siapa Asiyah wanita solihah itu berjodoh? Beliau berjodoh dengan Fir'aun manusia yang dilaknat Alloh. Apakah lantas martabat Asiyah jatuh? Tidak ukhty, beliau masih selalu dimuliakan Alloh dan seluruh makhluk di muka bumi ini. Juga bagaimana dengan para nabi yang memiliki istri-istri yang durhaka, apakah Alloh merendahkan para nabi tersebut? Tidak ukhty, kemuliaan dan solawat tetap tercurah kepada mereka dan para pengikutnya. Bersyukurlah atas nikmat Alloh yang Dia telah mengkaruniakan seorang suami solih kepadamu. Tapi janganlah hal ini membuatmu merasa lebih mulia dan merendahkan yang lain. Sesungguhnya segala sesuatu ada hikmahnya, dan hanya Alloh saja yang Mengilmui semua hikmah itu secara sempurna.

Ukhty fillah, kecacatan fisik B bukanlah kehendaknya, tapi semua itu adalah terjadi atas KuasaNya. Janganlah kau menilai dirinya dengan sebutan "si malang" dan menganggap dirimu sebagai "si mujur" lalu meremehkannya. Tak takutkah kau kepada Alloh Yang Maha Mendengar dan Maha Menyaksikan segala sesuatu? Tak takutkah kau bahwa Alloh pun berkuasa untuk menjadikanmu seperti apa yang Dia kehendaki? Bersyukurlah atas semua nikmat Alloh tanpa harus bersikap takabur. Mudah-mudahan Alloh menambahkan nikmatNya kepada kita semua.

Ukhty yang semoga Alloh senantiasa merahmatimu,
Sebagai seorang mukmin kita harus menyadari bahwa pengaturan Alloh jauh lebih baik daripada pengaturan kita sendiri. Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda:"Tidaklah Alloh menetapkan suatu qodho bagi orang mukmin, melainkan qodho itu lebih baik baginya." Yakinlah apa yang terjadi pada mereka, dirimu juga diriku semuanya adalah baik di sisiNya. Jangan lagi kau merendahkan mereka karna kau merasa lebih mulia dan bahagia dibanding mereka. Ketahuilah, mereka adalah orang-orang yang ridho atas nasib dan penderitaan yang menimpa mereka. Mereka ridho dan yakin bahwa di balik semua itu ada pahala yang disimpan. Sama halnya seperti keridhoan seseorang pada saat merasakan sakitnya sayatan ketika dibekam, atau merasakan pahitnya minum obat karena mengharapkan kesembuhan.

Bahkan lebih dari itu, mereka ridho terhadap penderitaan yang dialaminya karena menyadari bahwa hal itu adalah kehendak Kekasihnya. Bagi mereka sesuatu yang paling nikmat adalah keridhoan Kekasihnya, sekalipun hal itu harus diwujudkan dalam bentuk penderitaan dirinya. Sebagaimana yang dikatakan sebagian orang, "Luka itu tidak terasa sakit jika membuat kalian ridho." Maka kebahagiaan itu adalah milik semua orang, yakni bagi mereka yang ridho dengan segala ketetapan Kekasihnya.

Ukhty, uhibbuki fillah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

*Memperbaiki diri adalah alat yang ampuh untuk memperbaiki orang lain*
Silakan berkomentar dengan sopan dan tidak bertentangan dengan syari'at.
Terima kasih.