Sabtu, 30 Juli 2011

SENYUM YUUK...

Banyak orang lupa membahagiakan dirinya dengan cara yang paling ringan, mudah dan gratis, yakni dengan tersenyum. Lho bukankah senyum itu datang jika kita sedang merasa bahagia? Betul. Tapi justru disini pulalah kita dapat menemukan jalan pintas. Mengapa harus menunggu kebahagiaan yang datang dari luar, baru kita dapat tersenyum? Tersenyumlah, dan temukan kebahagiaan itu hadir bersamanya! Tidak sulit bukan, menjadi orang bahagia? ^_^

Saat ini orang stres semakin banyak. Mereka seringkali dilanda stres akibat ketegangan dan kejenuhan rutinitas sehari-hari, ditambah lagi masalah-masalah yang datang tak diundang. Wajah mereka nampak tegang, kaku, bahkan senantiasa bermuram durja. Padahal memandang masalah dengan cara lain dapat membuat kita merasa relaks dan tidak panik. Hal ini telah dibuktikan dalam sebuah studi yang diterbitkan di Annals of Behavioral Medicine, orang-orang yang disuruh membayangkan akibat yang berbeda dan lebih lucu dari suatu situasi yang sulit, ternyata mengalami kadar stres yang lebih rendah dibandingkan kelompok yang tidak merevisi cerita.

Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam adalah orang yang selalu menampakkan wajah berseri-seri dengan senyumnya yang khas setiap beliau bertemu dengan seseorang. Keceriaan dan senyumnya yang menyenangkan membuat para sahabat betah duduk berlama-lama di dekat beliau. Bahkan setiap orang yang baru pertama kali bertemu beliau pasti terkesan oleh senyumannya. Senyum adalah perwujudan akhlak dan perangai Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam, juga merupakan ungkapan perasaan beliau setiap kali menghadapi peristiwa yang lucu atau humoristis. Beliau juga menyukai hal-hal yang lucu dan menyenangkan, yang bisa menghibur hati dan mengurangi kepenatan dalam berfikir. Dalam sebuah hadis beliau bersabda: "Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksa dengan memikul beban yang berat ia akan menjadi buta." (Sunan Abu Daud).

Dari segi kesehatan, orang yang murah senyum akan jauh dari stres, jantungnya berdetak normal dan peredaran darahnya akan mengalir dengan baik, sehingga akan terhindar dari aneka penyakit ketegangan. Sebabnya ialah karena senyum mendorong hati menjadi ceria, sehingga menyehatkan dan menguatkan tubuh. Para periset menyatakan bahwa akting lebih ramah, lebih suka berpetualang atau lebih percaya diri mempunyai kekuatan untuk meningkatkan kesejahteraan diri sendiri. Orang yang tersenyum hanya mengandalkan 17 otot wajah. Sedangkan orang yang cemberut akan tertarik 32 otot wajahnya, suatu jumlah yang jauh lebih besar ketimbang tersenyum. Inilah salah satu sebab mengapa wajah terkadang terlihat lebih cepat tua bagi orang yang jarang tersenyum.

Dari segi hubungan sosial, senyum yang tulus akan membuat orang lain menjadi merasa lebih aman dan nyaman. Sejarah telah menulis, banyak keberhasilan Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam dalam misinya sebagai penyebar agama tauhid dikarenakan oleh senyuman dan keramahan beliau, disamping akhlaknya yang mulia. Suasana pergaulan bagi ahli senyum mampu menambah semangat dibandingkan dengan orang yang selalu bermuram durja.

Walaupun demikian, dalam tersenyum kita haruslah proporsional, harus diperhatikan benar-benar kondisi, waktu dan tempat yang tepat. Senyum yang tidak proporsional akan memiliki dampak yang bermacam-macam. Senyum sinis, senyum hinaan, serta senyum pada saat orang lain menderita adalah bentuk senyum yang tidak terpuji dan tidak proporsional. Senyum tersebut justru membuat orang lain semakin menderita dan teriris hatinya. Ada lagi bentuk senyuman yang tergolong tidak proporsional, yaitu senyuman menggoda alias senyuman maut (apalagi ditambah kedip-kedip...hadeeh >_< ). Senyuman ini tidak pada tempatnya, karena dilemparkan ke sembarang lawan jenis dengan tujuan menggoda. Ini tentu tidak boleh.

Terdapat senyuman yang mungkin tidak biasa dilakukan manusia, tetapi alangkah baiknya kita mencobanya. Jarang dilakukan memang, tetapi bukan berarti tercela jika kita menerapkannya. Senyuman tersebut adalah senyum kita dikala diri kita sendiri sedang tertimpa musibah, dikala sedih, tegang maupun hati sedang dongkol. Tersenyum pada saat-saat tersebut memberi pengaruh positif yang cukup besar terhadap jiwa. Dengan tersenyum demikian kita bisa merasakan sabar dan syukur dalam waktu yang sama. Hal ini menunjukkan ketabahan dan ketegaran hati terhadap takdir Alloh Ta'ala pada diri kita.

Dengan tersenyum tulus kita bisa memperoleh banyak keuntungan dari segi lahir maupun batin sebagaimana telah disebutkan di atas. Tunggu apa lagi? Mari kita budayakan senyum sehat dan bahagia. Keep smile ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

*Memperbaiki diri adalah alat yang ampuh untuk memperbaiki orang lain*
Silakan berkomentar dengan sopan dan tidak bertentangan dengan syari'at.
Terima kasih.