Kamis, 28 Juli 2011

SEDIH DAN CEMAS

Tadinya aku merasa, aku adalah makhluk Alloh yang ditakdirkan malang, begitu banyak harapanku yang tidak menjadi kenyataan, dan banyak sekali kenyataan yang tidak sesuai harapan dan keinginan. Hidupku begitu pahit, pikirku. Lalu muncul kecemasan-kecemasan terhadap masa depan. Aku takut besok aku akan ditakdirkan begini dan begini, sebagaimana Alloh telah mengganti mimpi indahku menjadi kekecewaan. Oh Robbi, aku kasihan pada diriku sendiri, batinku. Sanggupkah kelak aku menjalani hidup ini. Tapi aku juga belum siap mati. Hatiku masih terus berbicara, ketika tanganku mulai meraih sebuah ponsel yang tergeletak di tempat tidur, di sisiku. Kubuka beranda FB, kubaca status teman-teman, hingga mataku tertuju pada sebuah status yang membuatku tertegun dan mulai tersadar dari "lamunan." Seorang teman menceritakan pemandangan di sebuah bis yang baru saja dia tumpangi, dia melihat sepasang suami-istri yang keduanya sama-sama bermata buta, membawa anak kecilnya yang juga buta. Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'uun. Hatiku bergetar, mata tiba-tiba terasa panas dan berkaca-kaca. Ampuni hamba ya Alloh, betapa hamba sangat tidak mensyukuri semua nikmatMu selama ini. Ampuni hamba ya Alloh  T_T

Sedih dengan masa lalu dan cemas dengan masa yang akan datang, mungkin tidak hanya dialami diriku seorang. Hal ini bisa menyerang siapa saja, datang tiba-tiba tanpa diundang, terutama jika kondisi iman sedang surut, juga adanya waktu luang. Perasaan sedih dengan masa lalu ini biasanya datang karena kita teringat peristiwa masa lalu yang tidak kita inginkan. Sungguh tersiksa rasanya, sama sedih dan sakitnya sebagaimana saat kita sedang mengalaminya di masa lampau. Hal ini membuat kita merasa terbelenggu, lemah dan tak berdaya. Lebih parah lagi hal ini bisa mendorong kita mengucapkan kalimat penyesalan yang seharusnya tidak perlu kita ucapkan, seperti: "Seandainya dulu aku..., mengapa Alloh timpakan ini kepadaku, dsb."

Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam telah mengajarkan kepada kita sebuah doa untuk berlindung kepada Alloh dari perkara sedih yang seperti ini, yaitu:"Ya Alloh, aku berlindung kepadaMu dari kesusahan dan kesedihan. Dan aku berlindung kepadaMu dari perasaan lemah dan malas, dari rasa takut dan bakhil, dari terjepit oleh hutang dan penguasaan orang-orang." (HR BUKHORI-MUSLIM)

Masa lalu adalah perjalanan hidup di belakang kita, masa itu sudah tidak bisa kembali lagi. Kita tidak bisa berbuat apa-apa dengan masa lalu. Memikirkannya dan terus mengingatnya berarti kita sedang berjalan di tempat, tidak ada manfaat yang bisa kita petik, kecuali rasa sedih, susah dan lemah yang justru akan semakin membebani hidup kita. Alloh telah menakdirkan sesuatu yang tidak sesuai kehendak kita. Semakin kita merasa tidak bisa menerima, semakin menderitalah batin kita. Maka perbuatan yang sepantasnya kita lakukan saat ini adalah mengerjakan kegiatan sepenuh hati, semampu kita disertai dengan memohon pertolongan Alloh. Tanamkan dalam hati kita keridhoan akan ketentuan dan takdir Alloh. Apabila terjadi sesuatu yang tidak kita sukai, hendaklah kita mengatakan:"Semua telah menjadi takdir Alloh, apa yang Alloh kehendaki pasti terjadi."

Begitu pula dengan kecemasan akan masa depan, ini juga termasuk penyakit berbahaya. Masa depan sama seperti masa lalu, kita tidak bisa berbuat apa-apa pada saat ini untuk mengotak-atik kedua masa itu. Tidak semestinya kedua masa itu mempengaruhi apa yang sedang kita jalani saat ini, apalagi mengurangi kita untuk menikmati kebahagiaan yang sedang kita hadapi. Buat apa kita memusingkan peristiwa-peristiwa yang kita sendiri tidak tahu apakah akan terjadi atau tidak. Allohlah yang akan menentukan dan menjamin masa depan itu untuk kita. Bahkan umur kita pun kita tidak tahu, lantas untuk apa kita membuang-buang waktu dan menyakiti diri sendiri dengan kecemasan masa depan? Dalam hal ini kita perlu membedakan antara menyusun rencana dan perasaan cemas karena masa depan. Kedua hal tersebut tentu sangat berbeda, yang satu adalah hal positif, sedangkan yang lainnya adalah hal negatif.

Mari kita curahkan semua usaha kita dan mengerjakan segala hal yang mengandung manfaat dan kebaikan. Jangan lagi sedihkan masa lalu dan mencemaskan masa depan. Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam bersabda:"Bersungguh-sungguhlah pada hal yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan kepada Alloh serta jangan merasa lemah. Bila kamu ditimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan,'Seandainya aku melakukan ini, niscaya begini-begini.' Katakanlah,'Alloh telah menakdirkan dan apa yang Alloh kehendaki maka itu terjadi.' Sesungguhnya kata seandainya akan membuka pintu perbuatan setan." (HR MUSLIM) Dalam hadis lain:"Bila datang waktu pagi jangan menunggu-nunggu waktu sore, bila datang waktu sore jangan menunggu-nunggu waktu pagi." (HR BUKHORI dan yang lain)

Sekali lagi, jangan cemas, segala sesuatu yang akan datang telah dijamin oleh Alloh!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

*Memperbaiki diri adalah alat yang ampuh untuk memperbaiki orang lain*
Silakan berkomentar dengan sopan dan tidak bertentangan dengan syari'at.
Terima kasih.