Kamis, 18 Agustus 2011

KETIKA AIR MATA DARAH MENITIK

Pria itu menyusuri jalan sambil mengucurkan air mata, tak jelas mau kemana kakinya melangkah. Yang ada dipikirannya hanya kebingungan, bahkan frustasi, mau mencari nafkah kemana lagi. Mentok. Semua jalan terasa buntu. Bahkan dia sudah tak tahu lagi apa yang harus diperbuat. Tak terasa kakinya sudah jauh melangkah, menuju rel kereta api. Seketika muncul pikiran hendak bunuh diri di atas rel tersebut. Tapi alhamdulillah tiba-tiba dia teringat anak-istrinya, bagaimana kelak nasib anak-istrinya apabila dia meninggal saat itu? Siapa yang akan memberi makan mereka? Siapa yang akan melindungi mereka? Niat bunuh diri akhirnya diurungkannya.

Beberapa hari kemudian sejak kejadian itu, dia mendapatkan sebuah pekerjaan. Yah kecil memang penghasilannya, setara buruh, tapi lumayan lah bisa untuk memberi makan anak-istri. Seiring berjalannya waktu, akhirnya dia mendapatkan kursi empuk dalam usahanya itu. Boss. Kerjanya cukup duduk sambil pegang HP, mengirimkan berton-ton kecap (merk paling top se-Indonesia) tanpa harus capek. Pendapatannya minimal Rp 25 juta per bulan, sekitar tahun 2004.

Demikianlah cerita salah seorang teman dalam mengisahkan perjalanan hidup kakak iparnya sekitar 7 tahun yang lalu. Sudah lama memang kisah tersebut, tapi hari ini tiba-tiba saya teringat kembali ^_^

Manusia, makhluk yang tercipta sepaket dengan berbagai masalah dan keluh kesah. Dari bencana alam, penyakit, kekurangan harta, jodoh, anak-cucu, cacat fisik, dan sebagainya, semua bisa menjadi sumber masalah bagi manusia. Ada saatnya masalah atau musibah tersebut terasa ringan, ada saatnya terasa sedang-sedang saja, tapi ada saatnya terasa berat dan bahkan menghimpit dada. Jika sudah pada tingkat terasa sangat berat, maka yang ada hanyalah perasaan "akulah manusia paling menderita di dunia". Bagi orang-orang tertentu hal ini menyebabkan rasa frustasi dan putus asa, semua jalan terasa buntu. Bagi yang lain akan meningkatkan keimanan, tawakal dan kepasrahan yang makin kuat. Seberapapun beratnya masalah, semua tergantung dari cara kita menyikapinya.

Rezeki, ajal, amalan, serta sengsara dan bahagianya seseorang sudah ditentukan oleh Alloh, itulah ketetapan Alloh, takdir. Kita harus mengimani bahwa segala apa yang Alloh kehendaki pasti terjadi. Dan semua yang tidak dikehendaki pasti tidak akan terjadi. Sesungguhnya apa pun yang terjadi, baik di langit atau di bumi dari gerakan dan kediaman, semua adalah dengan kehendak Alloh.

Walaupun semua sudah ditakdirkan, bukan berarti kita diam dan menyerah pada keadaan, justru Rosululloh mengajarkan kita untuk bersemangat dalam beramal, "Beramallah kalian, karena semua akan dimudahkan sesuai dengan yang dia telah diciptakan untuknya (takdirnya)." HR. BUKHORI-MUSLIM.

Sungguh dalam gelap gulitanya waktu malam, dekat sekali dengan terbitnya fajar. Musibah yang menimpa seorang muslim, selalu membawa pada rahmat yang banyak. Rahmat ini terkadang tidak diketahui oleh sebagian orang, hanya orang-orang tertentu atau yang pandai saja yang mengetahuinya.

"Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan." (QS AL INSYIROH:5)

Maksud ayat di atas adalah bahwa kemudahan datang bersama dengan kesulitan dan bukan setelahnya, karena setiap kesulitan dan musibah selalu membawa kemudahan. Percayalah, tidak ada kondisi kritis tanpa ada kemudahan. Sungguh rahmat yang Alloh berikan kepada kita sangatlah besar, setiap Alloh menurunkan bencana maka selalu disertai keleluasaan. Hal itu terdapat dalam kalamulloh, maka kita harus yakin dan sabar dalam menjalaninya.

"Ketahuilah bahwa kemenangan itu bersama dengan kesabaran, keleluasaan itu bersama dengan adanya kegelisahan, dan sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan." (HR AT TIRMIDZI)

Dan ketahuilah, musibah bagi seorang muslim merupakan penyuci dari dosa dan kesalahan-kesalahannya. Berawal dari hal itu maka kita wajib bersyukur kepada Alloh, dengan optimis bahwa dengan izin Alloh kita akan baik-baik saja.

"Segala sesuatu yang menimpa seorang mukmin, hingga itu hanya berupa duri yang mengenainya, maka Alloh akan menuliskan dengan musibah itu berupa satu kebaikan baginya, atau Alloh akan menghapuskan dengan musibah itu satu kesalahannya." (HR BUKHORI-MUSLIM)

Bersyukurlah atas segala apa yang ditetapkan kepada kita, tetaplah optimis bahwa fajar pasti akan datang juga, bersamaan dengan gelapnya malam yang sedang kita lalui. Bangkitlah, kerjakan apa saja yang bermanfaat bagimu dan jangan merasa lemah!

Nasehat ini saya tujukan terutama untuk diri saya sendiri, dan juga kepada teman-teman yang sedang berada di ambang "putus asa". Juga saya persembahkan untuk orang-orang yang saya cintai, yang telah bersabar mendampingiku menjalani hari-hari, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Jazaakunnallohu khoiron.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

*Memperbaiki diri adalah alat yang ampuh untuk memperbaiki orang lain*
Silakan berkomentar dengan sopan dan tidak bertentangan dengan syari'at.
Terima kasih.