Rabu, 27 Juli 2011

SEPERTI APAKAH DZIKIR KITA?

Manusia, adakalanya jiwa merasa bosan jika dihadapkan pada satu bentuk yang itu-itu saja. Apalagi dihadapkan pada hal-hal yang memang dibenci jiwa, niscaya hal itu akan berpengaruh pada hati, lisan bahkan amal perbuatannya. Sementara amalan yang paling ringan adalah lisan. Amalan lisan tidak terbandingkan dengan gerakan anggota tubuh lainnya, yang tentunya sangat terbatas dan mudah sekali merasa capek.

Lantas apa yang diucapkan lisan kita saat kita berhadapan dengan segala sesuatu yang tidak kita sukai?

"Brengsek, uh dasar rese, kurang ajar, keparat, bangsat...", itukah yang kita ucapkan sehari-hari?

Ataukah lisan kita akan menyanyikan lagu-lagu yang sesuai dengan kondisi hati kita saat itu? Semacam itukah dzikir-dzikir kita?

Ataukah yang ini, lisan kita akan semakin disibukkan untuk menyebut nama Alloh?

Hanya Alloh, kemudian diri kita masing-masing yang mengetahui jawabannya. Dan seyogyanya ucapan "Subhanalloh, masyaAlloh", jangan hanya diucapkan pada saat memandang foto lawan jenis yang mengagumkan kita (atau bahkan orangnya langsung, tak sekedar fotonya) saja yah! :)

Apabila jasmani kita sangat butuh terhadap makanan dan minuman sehari-hari, maka terhadap kumpulan dzikir (yang sesuai alquran dan assunnah) inilah rohani kita lebih membutuhkannya.

Dzikir yang diajarkan agama kita sangat banyak dan bervariasi, sangat sesuai dengan kebutuhan kita, dan penggunaannya yang beraneka ragam tersebut membuat jiwa kita tidak jenuh dikarenakan harus membaca satu bacaan yang itu-itu saja. Waktu yang disediakan kepada kita begitu luas, sehingga kita bisa memilih mana yang dikehendaki, sebagai ganti dari waktu sebelumnya yang sudah berlalu. Alloh berfirman,"Dan sebutlah nama Robbmu pada waktu pagi dan petang, dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepadaNya dan bertasbihlah kepadaNya pada bagian yang panjang pada malam hari." (Al Insan:25-26)

Di dalam Syarah Hishnul Muslim, disebutkan faedah-faedah dzikir yang begitu banyak yang telah disebutkan oleh Al 'Allamah Imam Ibnul Qoyyim dalam kitabnya Al Wabil Shoyyib (tersadur), tetapi disini saya hanya akan menuliskan sebagian kecilnya saja, mudah-mudahan dengan yang sedikit ini kita tetap bisa mengambil manfaatnya.

Diantara faedah dzikir yang disebutkan adalah dzikir akan membuat hati berkilau dan hilang karatnya. Sebagaimana tembaga, perak dan lainnya, hati juga berkarat. Karat hati disebabkan dua perkara yaitu lalai dan dosa. Adapun berkilaunya juga dengan dua perkara yaitu istighfar dan dzikir. Barangsiapa kelalaian menguasai sebagian besar waktunya maka karat akan menebal dalam kalbunya, sesuai kadar kelalaian. Serta di saat telah berkarat maka ilmu yang ada di hadapannya tidak akan dipandang sesuai aslinya. Sehingga, dia pun melihat kebatilan berwujud kebenaran dan sebaliknya. Sebab ketika karatnya telah demikian tebal maka dia menjadi gelap sehingga membuat gambaran hakikat tidak sesuai lagi dengan apa adanya. Ketika karatnya telah menebal, dia telah menjadi hitam dan tertutup. Maka rusaklah penggambaran dan pemahamannya, diapun tidak menerima kebenaran dan tidak mengingkari kebatilan. Ini adalah hukuman terbesar dari hati.

Faedah lainnya adalah dzikir mampu mengumpulkan yang terserak dan memecah apa yang menyatu, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Yakni, dzikir mampu mengonsentrasikan hati dan keinginan hamba yang berserakan, memupus keresahan, kegalauan, kesedihan, tekanan jiwa, dan kesatuan tentara setan, sebab iblis terlaknat terus mengirim setiap hamba pasukan demi pasukan. Dzikir juga mendekatkan akherat dan membuatnya terpandang agung dalam kalbu, sebaliknya mengerdilkan dunia di mata hamba dan menjauhkannya dari kalbu maupun lisan.

Di dalam hati ada kesempitan yang tidak sanggup dihilangkan selain dengan dzikir kepada Alloh. Seseorang berkata kepada Al Hasan Al Basri,"Wahai Abu Sa'id, saya mengadukan kepadamu kesempitan hatiku!" Beliau menjawab,"Lelehkan dengan dzikir."

Melanggengkan berdzikir kepada Alloh akan memberikan keamanan dari bahaya lisan yang merupakan sebab kesengsaraaan hamba di kehidupan dunia maupun akhiratnya, karena melupakan Alloh berdampak melupakan diri sendiri beserta kemaslahatannya, sebagaimana firman Alloh,"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Alloh, lalu Alloh menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik." (Al Hasyr:19)

Dzikir adalah cahaya bagi pengamalnya di dunia, di kubur, dan di hari akhirat dimana dia bisa berjalan dibimbing oleh cahayanya di atas shiroth.

Dan masih banyak lagi faedah-faedah dzikir, diantaranya dapat mengusir setan, mengekang dan menghinakannya. Mendatangkan rezeki. Menggugurkan kesalahan dan menghilangkannya. Daaan lain-lainnya, masih banyak sekali.

Walaupun dengan hal itu saja yang kita ketahui, mudah-mudahan dapat membuat kita tidak ragu lagi akan begitu besarnya manfaat dzikir bagi keselamatan dunia-akhirat kita. Mulai saat ini, yuk perbaiki dzikir kita! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

*Memperbaiki diri adalah alat yang ampuh untuk memperbaiki orang lain*
Silakan berkomentar dengan sopan dan tidak bertentangan dengan syari'at.
Terima kasih.